bungkaman kertasnya
saya rapat di bibir saya
saya kunci di bibir saya
caci dan maki di bibir saya
saya tahan saya pendam
saya telan matang saja kertasnya
tanpa saya tahu itu adalah angka atau garuda
sungguh ceroboh diri saya
saya hina tak ada berhenti
saatku tahu apa benarnya
kaki berjalan seakan tak ada nyawa
lari kesitu ada dia mengejar
lari kesana ada mereka mengejar
saya diam berkutik tidak
saya lemas berhenti iya
yang mulia sudah siap mengutukku
jeruji siap menantiku
tapi saya tak siap mutah
saya akan menelan selamanya
dengan jeruji selamnya
poetry by : safira adi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar