Jumat, 04 Desember 2015

PUISI "HATI"

sunyi hati bagai rumah mati
mencoba singgahi hati yang berapi api
dengan busuk aku berlari
tetap saja aku sendiri

bilamana aku berteriak
tetap saja tak ada yang mendengarkanku
semuanya hanya bermain tikus di belakangku
membuangku, menguburku

aku bukanlah seorang jenderal
tak ada untung kau mengelabuhiku
maka pikirnya aku hanyalah sampah
sampah yang harus di buang pada tempatnya

akankah benar begitu?

Poetry by : Safira Adi



Minggu, 22 November 2015

PUISI "SAMPAI NANTI SAMPAI MATI"



aku adalah pemangsa serigala berbulu domba
pencari sang surya yang bermulut bingas
tubuhku penuh cacing hingga otakkupun ramping
sifatku yang berbisa tak kenal tunduk dengan murka
aku memang tak akan berhenti 
sampai nanti sampai mati

biarpun petir menyambarku hinggaku terbujur kaku
aku akan tetap menjadi seperti ini
sampai nanti sampai mati

aku adalah serigala pemangsa halilintar
menerjang badai hingga ke laut
menerpa angin hingga ke angkasa
sehingga aku akan terlampir
mimpiku adalah mimpi topan yang dangkal
tapi semangatku adalah puncak
selama padi masih menjadi beras
aku akan tetap seperti ini
sampai nanti sampai mati

Poetry by : Safira adi

Senin, 09 November 2015

PUISI "MONOPOLI HATI"


melihatmu adalah pesona
mengenangmu adalah harga
memilikimu adalah luka
mencintaimu adalah kebodohan 

ini bukanlah cinta
ini hanya sebuah permainan hati
yang memerangiku dalam benci

sebelumnya kau adalah sampingku
lalu kau berpindah di belakangku
tanpa sepengatahuanku kau menusukku

lalu aku melihat sebuah bunga di sampingmu
tanganku terbujur kaku
hatiku melambai bisu

dan aku hanya bisa berbicara dalam diri
ini hanyalah sebuah monopoli hati

poetry by : Safira adi

Minggu, 08 November 2015

PUISI "HATI YANG AMBIGU"

kipaskan perasaanku padamu
berdasarkan hati ini yang tak terbalas
aku tidak kesal ataupun benci
apakah aku benar memang tak cinta?

suara yang kudengar bukan suaramu
tapi aku mendengar suaranya
berdasarkan hati yang ambigu
apakah aku mencintainya?

dalam hati ingin bersenandung untuknya
tapi apa daya dirinya hanya sebuah angin
yang menerbangiku dalam setitik waktu
apakah aku harus tetap berharap?

jujurku hanya melihatmu sebagai orang biasa
jika kau pergipun aku tak apa
tapi aku juga tak mau tak punya apa apa
apakah aku harus tetap bersamamu?

dan kamu bertindak seperti hujan tanpa petir
yang datang dan pergi begitu saja
yasudahlah pergi saja
hatikupun masih untuknya yang tak menengokku

poetry : Safira adi

Sabtu, 07 November 2015

PUISI "LELAKI JINGGAKU"

kau adalah lelaki jinggaku
lelaki yang manis seperti hantu
lelaki yang baik seperti sabu
lelaki yang cerdas seperti kutu

kau adalah pesona ragaku
menjelma menjadi malaikatku
tapi ternyata kau hanyalah bayangan abu abu

mengapa dahulu kau mengejarku?
jika kau hanya ingin mencekik hatiku
mengapa kau dahulu mempuitisiku?
jika kau hanya inginkan matiku

orang bilang aku jahat
orang bilang aku tak punya hati
orang bilang aku bodoh
orang bilang aku buta
tapi orang itu hanya tau tentang kebaikanmu..

inginku menjelma menjadi seribu malaikat
agar mereka percaya padaku
bahwa aku adalah orang yang baik
apa yang salah dariku wahai orang?

aku hanya ingin hidup sebagai diriku
diriku yang seperti ini
diriku yang ingin sebuah kesempurnaan

poetry: Safira adi

Jumat, 06 Maret 2015

PUISI "KARENA AKU BUKAN DIRIMU"


Aku bersama perang setiap hari
Aku tak tau apa yang terjadi
Yang jelas ini setiap hari
Dan aku tak tau kapan lecutan lecutan ini akan berakhir

Caci makimu..
Perlakuan kasarmu..
Semakin terlihat jelas di mataku
Perintah perintahmu yang jelas tak masuk akal
Kau ludahi aku jika aku tak berkenan
Tak kah kau hargai aku?

Aku ini bukan seorang budak
Dan aku tidak akan pernah mau menjadi budakmu
Aku ini seorang permaisuri
Permaisuri yang di banggakan keluargaku
Tapi di matamu aku bagai lumpur terinjak
Tak kah kau hargai aku?

Aku ini bisa marah
Dan aku masih mempunyai amarah
Kau kira genggaman tanganku ini kosong?
Kau tak tahu..
Jika aku lontarkan padamu
Kau kira kau akan hidup?
Tidak akan..
Tapi..
Aku tak akan melakukan itu
Karena aku bukan dirimu


Penulis  : Safira Adi

Rabu, 25 Februari 2015

PUISI "HATI INI SESAK"

kau memaang ada..
kau memang dekat..
dan kau memang disini
saat dia disini..

kau memang jauh..
kau memang hilang..
dan kau memang disana
saat dia disana

kulihat kau lagi dan lagi
kau bertanya padaku dimana ia berada
aku memang tersenyum
tapi hati ini sesak

ku selalu berusaha bahagia
dan melihat kau bersamanya
tapi apa kau tahu?
hati ini sudah sesak

tapi..
saat aku melihatmu tersenyum..
mengapa aku bahagia?
padahal kau bersamanya..

jika mencintainya tanpa balas adalah bahagiamu
maka lakukanlah itu
dan aku akan meninggalkanmu
sekejab..

Jumat, 20 Februari 2015

PUISI "BOLA MERAH ITU"


bola merah itu memental
begitu cepat seperti motor..
bola merah itu berhenti memental
diam seperti batu..

bola merah itu menggelinding
datar seperti jalan raya..
bola merah itu berputar
melingkar seperti bulan..

langkahnya selaluku perhatikan..
tingkahnya selalu ku paku di netraku..
hatinyalah yang aku tunggu..
tapi apakah mungkin?

dia adalah bola merah
bola merah yang mencari bola putih
bukan mencari benda hitam sepertiku..
yang hanyalah bayangan kasarnya

cintaku adalah cadangan baginya
bahkan bukan menjadi alasannya untuk mencinta
karena hanya ada bola putih di dalam raganya
dan bukankah aku?

adalah benda hitam yang selalu menyelimutimu
yang ada saat kau mengenyam luka
tapi hanyalah sebuah dinding terbuka
yang bisa kau tembus dengan mudahnya

memang dinding itu aku
aku adalah benda hitam
benda hitam itu adalah bayangan
bagimu?

poetry by : Safira adi

Minggu, 15 Februari 2015

PUISI "KOMA"


kotor..
kata yang ku ucap
benci..
sifat yang kudapat
hancur..
hati yang ku ikat
erat..
makin erat..
makin pucat..
dan sekarang tak terikat
aku ini seorang pohon
yang kau ambil nanahnya
lalu kau cacarkan nanah itu ke mukaku

ahh..
mengapa?
mengapa tak sekalian saja kau tumpahkan tinta hitam ke mukaku
agar duniaku menjadi gelap
atau..
tak kau tebang sekalian tubuhku
agar aku tak bernyawa
mengapa?

sudah cukup lara mengeramku
tak lebih cukup tangan-tangan mencabiku
kini kau mencengkramku
sudah..
tinggalku mati saja

poetry by : Safira adi

PUISI "TENTANG ANGIN"


meriang di timpa angin
cinta pergi karena angin
cinta pergi seperti angin
dia datang seperti angin

dan bukan maksudku untuk sedih
tapi ini perasaan yang kurasakann
tak kusangka pohon yang kita tanam lama
seketika  runtuh terkena angin

andaikan aku bisa menanam kembali
akan kutanamkan lagi hanya untukmu
tapi kau membuat semua berlalu
terlalu senang dengan angin itu